TOM FINALDIN

TOM FINALDIN

Tuesday, January 26, 2016

Taman Impian Jaya Ancol Harus Lebih Bersih

Bandung, Putera Sang Surya

Beberapa bulan lalu, saya, adik saya, ibu saya, anak saya, dan keponakan saya berkunjung ke kerabat yang ada di Tangerang, Banten. Sudah lama memang kami tidak bertemu dan merasa perlu untuk bersilaturahmi menguatkan hubungan kekeluargaan.

Pulangnya, sebelum ke Bandung, kami mampir dulu ke Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, untuk sekedar bermain-main dan berenang sebentar. Ketika memasukinya, padat benar dengan kendaraan sehingga keindahan dan kenyamanan tempat wisata itu agak berkurang. Akan tetapi, kalau padat kendaraan sehingga sulit parkir, bukan hanya masalah di Taman Impian Jaya Ancol. Hampir semua tempat hiburan di kota-kota besar Indonesia ini memiliki masalah yang sama dengan kesulitan lahan parkir. Agaknya, kita membutuhkan lahan parkir yang lebih luas di mana saja.

Di Taman Impian Jaya Ancol itu kami berenang di dua spot yang ada di sana. Ada pantai tempat renang utama, ada lagi yang lain terletak pada beberapa puluh meter dari pantai utama. Ketika berenang di pantai yang utama, jujur saja ketika memasukinya agak kurang nyaman karena airnya tampak kental berwarna kehijauan. Mungkin karena banyak orang, banyak pepohonan rindang, dan sirkulasi pergantian airnya tidak cepat. Akan tetapi, kami coba juga berenang di sana bersama banyak sekali orang yang sudah berenang. Saya bersama anak-anak mencoba terus menjauh dari kerumunan orang-orang. Kami memilih bermain di air yang lebih ke tengah dan lebih dalam.

Ketika hampir mencapai batas renang yang ditandai dengan tali, beberapa meter sebelum mencapai tali batas itu, kaki saya mulai menginjak hal-hal yang aneh di dasar pantai. Pasirnya agak tebal cenderung serasa lumpur tipis. Akan tetapi, hal itu bisa dimaklumi karena di sana banyak sekali tumbuh rumput laut. Saya pun beberapa kali mencabut rumput laut itu sekedar ingin tahu. Akan tetapi, hal yang sangat mengejutkan adalah saya menginjak banyak kain di sana. Apalagi jika semakin mendekati tali batas renang, semakin banyak kain yang terinjak. Setiap kali saya melangkah, selalu menginjak kain.

Saya penasaran, kain apa sih yang saya injak itu?

Ketika saya ambil dengan kaki saya, ternyata, banyak sekali celana dalam wanita, celana dalam pria, celana pendek, dan rupa-rupa lagi kain pakaian dalam.

Saya bertanya-tanya mengapa pakaian-pakaian dalam itu ada di sana?

Masa ada orang yang ganti celana dalam di dalam air laut di sana, terus membuang celana sebelumnya di tempat itu juga?

Bagaimana caranya?

Kami mulai benar-benar sangat tidak nyaman, kemudian berhenti berenang di sana.

Kami lebih menyukai spot renang di pantai yang satunya lagi, beberapa meter dari pantai utama. Meskipun bagian yang bisa direnangi tidak seluas di pantai yang utama, tetapi airnya lebih bersih dan sirkulasinya lebih cepat berganti. Tak ada celana dalam berserakan di dasar pantainya. Kami merasa lebih nyaman berenang pada bagian pantai yang itu.



Di sini lebih menyenangkan




Di sini lebih bersih


Selepas bermain-main di Ancol, pertanyaan tentang celana dalam yang berserakan bercampur dengan rumput laut di dasar Pantai Ancol tetap tidak terjawabkan. Semua berspekulasi tentang penyebabnya. Hal yang mungkin bisa dimengerti adalah adanya orang-orang yang gemar melakukan ritual “buang sial” di sana. Mereka membuang celana-celana dalam di sana itu sebagai simbolik “buang sial”. Ada lagi yang berspekulasi bahwa mungkin saja itu merupakan “syarat” yang diminta “penunggu gaib” pantai di sana.

Apa pun penyebabnya, mau ritual “buang sial”, syarat dari penunggu gaib, atau bahkan sengaja membuang sampah di sana, intinya tetap saja membuat Pantai Ancol menjadi kotor dan tidak nyaman digunakan. Beruntung Taman Impian Jaya Ancol masih punya satu spot pantai lagi yang lebih bersih sehingga bisa menjadi alternatif bagi yang ingin berenang dengan lebih nyaman.

Pantai Ancol adalah tempat wisata yang sesungguhnya bisa lebih menyenangkan dan lebih berkualitas jika kebersihan pantai bisa lebih dijaga. Dengan demikian, akan makin banyak orang yang senang berada di sana, baik wisatawan mancanegera maupun wisatawan domestik.



No comments:

Post a Comment